#11
Sampai detik ini, rasanya masih banyak kata yang tercekat di ujung lidahku. Ingin kuutarakan namun percuma. Rasa-rasanya kau tak kan peduli. Kau tak ingin lagi mendengar. Surel yang terakhir kukirim pun hanya berakhir dengan pengabaian. Aku mencurahkan apa saja yang sekiranya kupendam, dengan bahasa yang sepertinya sulit dimengerti, bahkan olehku sendiri. Perasaanku padamu saat ini terlampau rumit hingga aku tak menemukan pilihan kata yang tepat untuk menggambarkannya. Intinya aku masih rindu kamu, sangat. Tapi aku takut kita berdua lagi-lagi nantinya hanya akan menyakiti satu sama lain. Aku dengan ego dan emosiku; kau dengan bayang-bayang masa lalumu yang membuatku merasa bahwa aku hanya pelarianmu semata, bahkan setelah satu tahun lamanya. Perihal kesibukanmu yang menyita waktu, itu tak pernah kupermasalahkan lagi. Aku sekarang pandai mencari kesibukanku sendiri. Hanya satu hal itu saja yang masih tak bisa kuterima; kau yang masih dibayangi masa lalumu. Jujur sampai saat ini aku masi...