Gimana Ya, Caranya Biar Gak Jadi Si Socially Awkward?

DISCLAIMER:
Tips ini kutulis berdasarkan pengalamanku yang aku rasa cukup ampuh di diriku. Aku tidak menjamin bahwa ini akan bekerja dengan sama baiknya jika diterapkan oleh orang lain, karena setiap orang memiliki latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda. Kembali lagi, apapun masalahnya, jika dirasa benar-benar mengganggu dan tak dapat kau atasi sendiri, segera minta bantuan profesional, ya! :)




Ada gak sih, dari kalian yang gak berani buat ke Alfamart, McDonalds, ke toko-toko perbelanjaan, gara-gara gak bisa ngomong sama kasirnya?

"HAAAH??!!! Masa gitu doang gak bisa? Seriusan beneran ada?"

Reaksi pertama kalian ketika membaca kalimat awal tulisanku pasti seperti itu. Jawabannya, ya. Ada. Mereka takut berinteraksi dengan orang-orang yang mereka temui di tempat umum, salah satunya kasir. Apa yang ditakutkan? Macam-macam. Takut gagap. Takut pas order pesanan di McDonalds suaranya kaya tikus kegencet terus dijudge ini-itu sama kasirnya. Takut pas ngeluarin uang, uangnya berceceran terus malah jadi pusat perhatian. Takut gerak-geriknya aneh pas nunggu kasirnya ngehitung belanjaan atau nyiapin orderan, dan berbagai takut-takut lainnya.

Kita pindah ke situasi lain. Sebagian orang mungkin akan merasa senang apabila diperkenalkan dengan orang baru. Misalnya saat kamu sedang hangout berdua dengan temanmu, kemudian tanpa disengaja, di tengah kegiatan temanmu bertemu dengan temannya semasa Sekolah Dasar. Hal ini bagi beberapa orang mungkin menyenangkan, namun bagi si socially awkward, hal tadi adalah suatu bencana. Bertemu dengan orang baru adalah hal yang sebisa mungkin ia hindari. Karena apa? Karena mereka bingung bagaimana caranya memulai percakapan. Mereka takut bahkan sekedar say hi! itu akan membuat orang-orang berprasangka buruk terhadap mereka. "Ih, sok asik! Kikuk banget deh! Suaranya kok begitu ya?" dan prasangka-prasangka lainnya yang padahal pada kenyataannya orang tuh gak akan sejahat itu ngasih penilaian kayak gitu di beberapa menit pertemuan pertama. Orang juga punya hal lain yang lebih penting buat difikirin saat itu kali, daripada sibuk ngomentarin tentang mereka dari ujung kaki ke ujung kepala? Iya gak?

Nah, kondisi seperti ini disebut socially awkward. Seorang psikolog, Heidi McKenzie, PsyD, mengatakan bahwa orang dengan kecanggungan sosial atau socially awkward memiliki kesulitan dalam mengarahkan percakapan atau bekerja di dalam kelompok. Ia khawatir bahwa lingkungannya akan menganggapnya "agak aneh" atau canggung bagi orang lain.

Biasanya, orang-orang dengan kecanggungan sosial ini akan memercayai beberapa hal:
  • Percaya bahwa dirinya adalah orang yang membosankan, tidak menarik, dan aneh.
  • Percaya bahwa orang lain selalu menilai tindak-tanduk dirinya saat berinteraksi sosial.
  • Percaya bahwa ia akan ditolak dan dibenci jika membuat kesalahan kecil dalam suatu situasi sosial.
  • Percaya bahwa orang lain akan menilai dirinya secara personal bahkan hanya dari cara ia berjalan, berbicara, mimik wajah.
Aku sendiri adalah seseorang dengan kecanggungan sosial, dulu.
Lantas apa yang harus dilakukan jika kita merasakan hal-hal itu? Apa yang sampai akhirnya dapat membuatku "sedikit" lebih baik?

1. Just be your self, percaya diri!
Kamu sering kali merasa gak percaya diri dan merasa harus terlihat sempurna setiap kali kenalan dengan orang baru atau berbicara di tempat umum. Saat sedang makan di luar kamu sering merasa semua mata memperhatikan cara kamu duduk, cara kamu memegang sendok garpu, cara kamu mengunyah. Padahal coba deh kita fikir, emang mereka sempet ngurusin kita dan merhatiin kita sampai segitunya? Emang mereka se-kurang-kerjaan itu? Coba deh balikin ke diri kamu sendiri, emang kalau kamu kenalan dengan orang baru, kamu benar-benar akan merhatiin dia dari atas sampai bawah? Kalau kenalan barumu spontan salah ngomong atau ngelakuin sesuatu yang awkward, emang kamu otomatis ngejudge dia gak baik? Engga kan?
"Ah, tapi kadang-kadang aku suka gitu kok," kata si julid.
Oke katakanlah sewaktu-waktu akan ada orang-orang yang berfikiran seperti itu, tapi apa lantas itu berpengaruh terhadap diri kita dan kehidupan kita? Apa dengan begitu lantas ada cap di dahi kita yang bertuliskan "Si Awkward""Si Aneh", dan sebagainya. Engga kan? Kamu akan tetap jadi kamu dan penilaian mereka tak kan ada artinya. Kecuali yang menilaimu ini adalah orang yang benar-benar berpengaruh dan sangat berkontribusi di hidupmu, atasan kerja atau mertua kamu misalnya? Hehe.. Tapi kan penilaian itu bisa membaik seiring berjalannya waktu. Jadi gak usah khawatir dengan penilaian orang, ya! Cukup bersikap baik seperti biasanya saja. Gak usah maksain diri buat jadi asik, ceria, haha-hihi. Gak usah! Just be yourself. Kalau kamu sudah merasa enjoy dengan dirimu, orang-orang di sekitarmu juga akan terkesan dengan dirimu tanpa perlu kamu paksakan. Just be yourself!

2. Lakukan kegiatan yang menantang dan mengharuskanmu berkomunikasi.
Aku pribadi mengalami kecanggungan sosial dari sejak masa sekolah hingga aku duduk di bangku kuliah. Lalu selain karena tuntutan uang jajan yang kian menipis, atas nama self-improvement, aku menantang diriku sendiri untuk melakukan pekerjaan yang sama sekali gak pernah aku bayangkan akan kulakukan sebelumnya: mengajar. Ya walaupun saat itu aku hanya mengajar les privat, bukan mengajar kelas besar layaknya di sekolah, tapi pekerjaan tersebut mengajarkanku banyak hal. Dari situ aku belajar beradaptasi dengan orang baru, belajar mencairkan suasana dan membuat suasana belajar semenyenangkan mungkin, dan yang terpenting belajar bagaimana caranya mengkomunikasikan apa yang ada di fikiranku sehingga dapat diterima dan dipahami oleh orang lain dengan mudah. And it works, guys! Sekarang aku bahkan jadi banyak tawaran job mengajar, setiap hari, dan bahkan dalam satu harinya aku bisa mengajar di 2-4 tempat. Bisa dibilang aku kecanduan ngajar, haha! Tentunya aku di sini gak nyuruh kalian buat ngajar juga. Ada banyak hal menyenangkan dan bermanfaat yang bisa mengasah kemampuan bersosialisasi kita. Mungkin kalian bisa ikut kegiatan volunteer, gabung komunitas sesuai hobi dan minat kalian, kerja part time sebagai barista atau apapun lah! Cari kegiatan yang bisa menantang dan memaksamu untuk bersosialisasi. Memang akan terasa sulit di awal, tapi jika kamu menjalaninya sepenuh hati, kamu akan terbiasa dan menemukan kebahagiaan di situ.

3. Perbanyak bertemu orang baru.
Pergilah ke suatu tempat dan temuilah orang-orang baru di sana. Orang-orang yang tidak tahu bahwa sebelumnya kamu adalah seseorang dengan kecanggungan sosial. Kembali lagi ke aku pribadi, aku adalah pengguna angkutan umum sejati. Aku sangat senang jika harus bepergian menggunakan kendaraan umum. Sebenarnya bukan ke senang sih, lebih ke terpaksa tepatnya, haha! Karena gak punya kendaraan pribadi dan gak bisa juga ngendarainnya. Jadi terpaksa kemana-mana aku harus naik angkot, ojeg online, commuter line, atau kalau jaraknya jauh aku naik bus, atau kalau lebih jauh lagi naik pesawat. Aku selalu senang setiap kali naik angkutan umum karena seringkali aku bertemu orang-orang baru di tengah perjalanan. Dan entah mengapa aku bisa dengan santainya berbincang mengenai banyak hal dengan para stranger ini. Eits, tapi harus tetap hati-hati ya, guys! Harus tetap waspada dan sadar batasan, mana yang patut kita bagikan ke orang yang baru dikenal dan mana yang tidak. Aku pribadi merasa lebih leluasa ngobrol dengan orang baru karena aku tahu bahwa mereka tak akan berpengaruh apa-apa pada hidupku ke depannya (mungkin), pun sebaliknya. Jadi apapun yang aku bagikan, bagaimana pun kesan yang kutinggalkan, se-awkward apapun aku nantinya, at least gak akan malu-malu amat gitu, karena toh nantinya kita gak akan ketemu lagi, hehe. Mungkin ini juga bisa kalian coba terapkan, guys! Ini menurutku ampuh banget lho, buat belajar adaptasi dengan orang baru dan belajar memulai percakapan. Tapi tetap ya guys, be careful saat berkenalan dengan orang baru! Semoga insting kalian bisa mengenali mana orang baik dan mana yang tidak.

4. Find the one who will guide and motivate you to be a better person.
Tips yang terakhir dari aku, temukanlah dalam hidupmu, seseorang yang mampu kau jadikan motivasi dan menemanimu untuk menjadi lebih baik. Seseorang yang mampu memahami dan menerima kekurangan dan kesulitan yang kau miliki, dan perlahan-lahan mendukungmu serta melatih dirimu untuk dapat lebih percaya diri. Aku pun demikian. Aku berangsur-angsur menjadi lebih baik ketika ada seseorang masuk ke dalam hidupku. Seseorang yang sangat berbeda dengan diriku. Duh, curhat sedikit, ya! Hehe. Aku dan dia benar-benar berbeda. Aku introvert; dia extrovert. Aku gak suka bersosialisasi, sedangkan dia selalu jadi bintang dan pencair suasana setiap kali ngumpul bareng teman-temannya. Pergaulannya sangat luas. Dia sangat senang berteman dan membangun relasi dengan siapapun. Namun dia selalu menerima diriku yang sangat berbeda dengan dirinya. Ia pun memaklumi itu. Pelan-pelan ia mengenaliku dengan dunianya, dengan lingkungannya. Mengajarkanku bagaimana untuk tetap santai dalam keramaian, bagaimana caranya tetap menjadi diri sendiri, dan yang terpenting, ia mengajariku untuk menerima dan menyadari bahwa ada banyak hal yang ku miliki sedangkan orang lain tak punya. Ia selalu mengingatkan bahwa aku istimewa. Ku harap kalian juga akan segera dipertemukan dengan seseorang seperti dia.

Segitu aja sih tips diselingi curcol dari aku, guys! Sampai saat ini aku belum menemukan kalimat yang tepat untuk mengakhiri sebuah artikel atau tulisan. Nanti aku balik lagi kalau sudah dapat!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#BukaBuku: "Three Days Of Happiness" by Miaki Sugaru

Gimana ceritanya keterima di Zeni? [Part 1]

Beda ya gapapa.