Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

#4

pagi ini aku dibangunkan sinar matahari yang menyelinap lewat tirai di balik jendela ruang tamu. masih pukul 06.42 ternyata. biasanya aku bangun lebih siang dari ini. tentu kau tahu kebiasaanku, bukan?  malam ini aku tertidur di ruang tamu, setelah ku habiskan malam dengan tisu yang berserakan dimana-mana. maaf, aku menangis lagi.  sudah dua bulan tapi aku tak kunjung berhenti menangisimu.  menangisi kebodohanku yang begitu saja melepasmu, lebih tepatnya.  maaf karena semalam aku meneleponmu. aku tak kuasa lagi menahan diri untuk tidak mengusikmu. sekuat tenaga aku menahan rinduku selama ini dan kini ia membuncah. berontak minta ditujukan kepada si empunya. aku menangis setelah kau menolak panggilanku begitu saja. aku tak terima keberanian yang segenap tenaga ku kumpulkan kau abaikan begitu saja. tanpa alasan. tanpa penjelasan.  hingga aku berspekulasi bahwasanya kau memang tak ingin aku hadir lagi. baiklah, aku pergi.  aku menangis semalaman hingga dadaku sesak. hidungku, seperti yang

#3

[tadinya di sini ku tuliskan namamu. namun setelah ku fikir, mungkin kau akan sedikit terganggu dengan itu.] di tulisan kali ini aku mencoba beranikan diri untuk menyebutkan namamu. Barangkali kamu baca, dan semoga saja perasaanku tersampaikan.  dibandingkan memanggilmu "abang" sebagaimana teman-temanmu biasa memanggilmu, aku lebih senang menyebutkan namamu seperti ini. karena sejatinya namamu indah. dan ku rasa biarlah begitu seharusnya, tak perlu menggantinya. [di sini juga semula aku menuliskan namamu..]   kalau kamu jeli, beberapa hari terakhir ini aku gemar sekali mengunggah story di instagram, bukan? tak seperti aku yang biasanya, yang lebih senang berkicau dan membenamkan diri di twitter.  kamu tau kenapa?  aku ingin memastikan adakah kamu melihat unggahanku. karena hanya dengan begitu aku tau bahwasanya kamu baik-baik saja. "oh, dia masih sempat buka instagram. syukurlah, setidaknya mungkin dia baik-baik saja", begitu fikirku setiap kali ku lihat namamu ada

#2

"kak, pernah ga, berusaha keras buat lupain dan ga ngechat mantan tapi akhirnya pertahanan runtuh saking kangennya dan nyerah buat ngechat dia?"  ————— kemarin aku bilang, bahwa aku sedang mengupayakan untuk tidak menyapamu lagi. tapi ternyata gak semudah itu. hehe. udah nyoba sebisa mungkin tapi ujung-ujungnya aku tetap merasa perlu tau kabar kamu.  aku nanya sama kakak-onlineku di twitter. dia bilang aku harus maksain diri; tahan diri. cari kegiatan yg bikin endorfin dan dopaminku meningkat setara saat aku bersamamu. tapi.. nyatanya aku belum bisa.  ————— makasih ya, udah mau balas chatku.  makasih, masih mau bantuin aku bikin surat lamaran di sela-sela kesibukan kamu. sumpah, it made my day. seneng bgt akhirnya bisa ngobrol sama kamu lagi. dan yg lebih nyenengin lagi, kamu pake share foto-foto kita segala waktu jaman pacaran dulu. maksudnya apa? mau bikin aku ge er? mau bikin aku mikir kalo kamu juga kangen akan memori-memori di balik foto-foto itu? iya? aku masih suka li

#1

i just broke up with my-almost-2years-boyfriend. my lovely (ex) boyfriend. my really kindhearted (ex) boyfriend. tbh, i still love him so much, until the day. gue yg mutusin doi krn satu-dua hal yang agak sulit gue jelasin di sini. yg pasti bukan karena orang ketiga. sama sekali bukan. bodohnya, gue yg mutusin; gue yg ga ikhlas, haha.  kayanya patah hati kali ini benar-benar hal baru buat gue. sebelumnya gue udah sering menjalin hubungan. dan tentunya sering juga kandas gitu aja. seringnya gue yg ninggalin gitu aja. gue yg nyakitin. tanpa ada penyesalan. tanpa ada perasaan yg tersisa. mungkin karena itulah, sesekali cewe brengsek kaya gue juga sangat amat perlu diberi pelajaran. mama sampe capek dan bilang, "kamu mah kebiasaan, anak orang diputusin mulu." dan dari dulu, setiap kali putus gue tuh ga pernah benar-benar sendirian. putus dari yang satu, seminggu kemudian udah dapet gantinya. kaya kutu loncat tau ga? maka dari itu, sedari dulu gue ga pernah benar-benar sendiri. gu