DI ATAS LANGIT MASIH ADA LANGIT

Hai pembaca! Apa kabar? Salam syuper dari gue si blogger no.1 dengan postingan paling ajib sedunia maya estianti. Idih apaan dah yaa ngaku ngaku no.1, paling ajib lagi, iyuuuh.. Wkwk adegan tadi jangan ditiru ya gaes. Tapi ini ada hubungannya sama topik yang bakalan gue bahas di postingan kali ini. Kali ini gue mau ngebahas kebiasaan buruk gue, yaitu sombong dan angkuh. Yap. Gue akuin. Gue sombong. Gue angkuh. Gue selalu mengganggap kalo gue itu yang terbaik. Dalam segala hal di berbagai aspek kehidupan. Dari segi penampilan, keterampilan, akademik, empati, sampai percintaan, gue selalu merasa gue lebih baik dari orang lain. Gue selalu beranggapan gue jauh lebih memahami suatu hal yang gue tekuni dibandingkan orang lain. Di saat gue mulai menyukai suatu hal atau suatu bidang, gue seketika mengklaim diri gue expert dan paham betul di bidang itu. Jangan tanya gimana jadinya kalo gue terjun di suatu kelompok, misalnya kelompok tugas di kelas. Gue selalu beranggapan gue yang paling paham, so orang orang harus ngikutin cara gue, pendapat gue, otoriter bukan? Dalam kehidupan asmara, gue ga terlalu ambil pusing. Gue selalu beranggapan gue bisa dapetin apa yang gue mau. (Ini sumpah gue aja jijik nulisnya saking songongnya gue kala itu >/////<)  Cowo? Tinggal, pilih. Entah kenapa gue selalu punya kepercayaan diri yang tinggi. Gue selalu merasa lebih baik dibandingkan cewe cewe lain. Padahal aslinya apa? HAHA! Ketawa aja lah yaa, gue aja sedih kalo ngaca T.T
Entah kenapa gue seakan menutup mata. Gue seakan ga menerima kenyataan bahwa gue punya banyak kekurangan. Gue menghibur diri dan berkata dengan lantang "LIAT!!! LO LEBIH HEBAT DARI YG LAINNYA!!!". Iya memang percaya diri dan optimis itu bagus, tapi ada batasnya yaa. Jangan sampe overdose. Jangan sampe kita jadi buta dan angkuh. Menganggap diri kita yang terbaik dan mengganggap rendah orang- orang di sekitar. Ego di setiap orang pasti ada. Itu naluriah dan manusiawi. Layaknya api, bagaimana cara kita menjaga kobarannya agar tak semakin besar, itu yang terpenting. Karena api yang terlanjur besar akan sangat berbahaya dan sulit dipadamkan.Coba deh gaes kita berkaca pada diri masing-masing. Mungkin aja bukan gue doang kan yang ngerasain semua ini? Pasti banyak juga orang di luar sana yang punya ego tak terkendali kaya gue. Apa kalian salah satunya? Sebelum ego mengendalikan kita, kita harus lebih dulu mengendalikan dia. Buka mata, buka hati. Kita di dunia ini cuma sebongkah upil *hehe (ngutip dari webtoon). Tapi serius lho. Kita di dunia ini ga ada apa-apanya. Kita bukan tokoh utama di dunia ini yang secara otomatis dunia berpihak pada kita dalam segala hal. Di sekitar kita ada berjuta-juta umat manusia, yang mempunya hak yg sama, kepentingan yg sama. Akui keberadaan mereka, pendapat mereka, jangan pernah sesekali menganggap lo jauh lebih penting daripada mereka. Hey gaes kita semua sama! Kita disini cuma peran pembantu, ngebantu peran orang-orang di sekitar kita. Tingkatin lagi simpati dan empati kita dengan orang-orang sekitar. Banyak kok hal dan pelajaran yang bisa kita ambil dari orang sekitar kita kalo kita mau membuka diri. Ibaratnya lo gelas, supaya lo bisa nampung air lo harus ngosongin diri lo. Kalo isi lo penuh, mana bisa nampung air. Bisa nangkep apa yg gue maksud kan? Kembali ke topik, kalo lo nganggep diri lo udah terbaik dalam segala hal, lo ga akan pernah mau belajar dan lo ga akan pernah jadi lebih baik lagi.
Dari pada sibuk membanding-bandingkan diri dan mengklaim diri sendiri-lah yang terbaik, lebih baik kita belajar memperbaiki diri agar tanpa sadar kita menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Tambahan: Buat orangtua jangan dibiasakan ya dari kecil anaknya disanjung-sanjung. Memberi pujian boleh jika sekedar untuk membangkitkan kepercayaan diri anak, tapi jangan berlebihan dan jangan terlalu dibesar-besarkan. Takutnya si anak malah jadi besar kepala hehe.
Salah satu penyebab gue kaya gini juga mungkin karena dari kecil emak gue selalu bangga-banggain gue ke orang lain. Tiap kali gue dapet prestasi di sekolah selalu dibangga-banggain. Selain mendorong kemungkinan anaknya jadi besar kepala, itu juga bisa jadi beban buat anak, semacam tuntutan gitu lho.. "Mampus gue kalo semester depan ga jadi juara lagi gue bakal malu-maluin". Itu bagus sih, jadi motivasi buat anaknya. Tapi seandainya hal itu ga tercapai, si anak pasti bakalan depresi. Jadi lebih baik anaknya jangan terlalu disombong-sombongin ya bu, pak, kasian anaknya.Sekian dari gue. 
Intinya jauhi sifat sombong, angkuh, dan tinggi hati. Mari buka diri, kita bukanlah yang terbaik, maka dari itu ayo belajar jadi lebih baik dari orang-orang yang bisa jadi lebih baik^^

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#BukaBuku: "Three Days Of Happiness" by Miaki Sugaru

Gimana ceritanya keterima di Zeni? [Part 1]

Beda ya gapapa.