#7 — Tipe-ex

Yang ku takutkan selama ini ternyata benar, Bang.
Ternyata aku hanya berlari.
Ternyata aku tak benar-benar menginginkannya—si rumah dengan perapian dan cokelat panas yang ku ceritakan tempo hari.
Bukan, aku bukan menyukainya.
Aku BERUSAHA menyukainya, agar dapat melupakan perasaanku padamu.
Nyatanya rasa ini masih utuh untukmu, Bang.
Aku harap kau tak membaca tulisanku ini karena aku ingin kau hanya melihatku yang terus berpura-pura. Berpura-pura sudah lupa; berpura-pura sudah tak cinta.

Dulu, jaman kita masih sekolah, jika ada kesalahan saat menulis, kita bisa menghapusnya menggunakan tipe-ex. Padahal alat itu sama sekali tidak menghapus. Ia hanya menutup, menambal, agar tulisan yang salah tak lagi terlihat.

Aku merasa, masih mencintaimu adalah sebuah kesalahan.
Kesalahan yang nantinya ku takutkan akan membuatmu benar-benar pergi.
Maka dari itu, sebisa mungkin ku tutupi dengan kedok "berteman" agar sekadar bertegur sapa denganku, kau masih tetap nyaman.

Maafkan aku yang masih harus pura-pura bahagia tanpamu, Bang.
Maafkan aku yang tak bisa membuka hati secepat dirimu.


—Bandung, 16/06/20. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

#BukaBuku: "Three Days Of Happiness" by Miaki Sugaru

Gimana ceritanya keterima di Zeni? [Part 1]

Beda ya gapapa.